Siang itu matahari tampak bersemangat memamerkan sinarnya, aku dan salah satu anak didikku sebut saja Endang sedang asik menikmati angin yang berhembus di depan asrama, seperti biasa anak ini selalu menceritakan apa yang dia alami di sekolah, aku merasa lega karena dia menggangap ku seperti kakak sendiri, obrolan yang kami obralpun sangat nikmat sampai tak terasa waktu meluncur begitu cepatnya, sebungkus es teh dan beberapa bungkus snack hasil borongan dari tempat mbah Mun habis kami santap, entah kami lapar atau doyan.
“Mbak Endanggg mandi” teriakan itu menghentikan obrolan kami. “ nahh tu sana keburu ada yang nyerobot mandi” tegurku padanya, “oke mbak lanjutin nanti lagi yaah” ia pun langsung menghilang di hadapanku. Keseharianku selain kuliah juga membina anak asrama yang rata- rata adalah anak sekolah menengah pertama, seperti salah satu adik ku yang bernama Endang tadi, anak periang yang selalu menceritakan apa yang di alaminya sampai terkadang aku merasa jenuh ketika ia sudah mulai menceritakan hal yang bahkan menurutku tak harus di ceritakan. Kulirik jam tangan sudah mau mendekati waktu ashar, anak- anak di asrama memang sudah terbiasa mandi sore sebelum shalat ashar karena setelah shalat ashar akan ada segudang acara dari asrama.
“priitttttttttt prittttttttttt” seperti biasa suara peluit aku tiupkan menandakan harus berkumpul anak- anak di halaman masjid mengikuti kegiatan mufrodat atau pemberian 3 kosa kata arab dan inggris di setiap hari senin, rabu, kamis. Aku membacakan kosa kata baru dan di ikuti oleh semua anak- anak yang sudah berbaris di hadapanku, setelah selesai kegiatan mufrodat ini setiap anak harus mengikuti ekstrakulikuler bebas sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Tiba saatnya belajar malam aku sudah duduk bersama anak- anak yang sedang asyik dengan dunia masing- masing, “hahha hahaaaa” kami semua menoleh menuju ke arah suara tawa yang keras itu, sudah kuduga itu suara Endang “ada apa ndang?” tanyaku heran “heheh mbak saya baru tau klo ternyata Negara Hongkong itu ada, saya kira hanya ejekan orang dari Hongkong” ia mempraktekan seperti sedang mengejek orang, bergantilah aku yang tertawa terpingkal- pingkal karena keluguan bocah asal kampung ini, ya anak ini berasal dari desa Longpok, sebuah desa di pedalaman Kalimantan timur, desa yang masih sangat alami sekali walaupun aku belum pernah menginjakkan kaki ke sana. “yaa Rabbi kamu bener ga tau kalau Hongkong itu ada?” tanyaku dengan sisa tawa yang masih sulit untuk kuhentikan.“hehehe beneran mbak, biasanya aku sering di ejek dari Hongkong ehh ternyata habis baca buku ini ternyata Hongkong itu ada” . Tawa kami meledak bersama “hhaaahhaaa”.
#30DWC7#days7
Jadi ini pasti Ada kelanjutannya yaa hehe
BalasHapusHeheheeh belum ketemu lanjutannya
Hapus