“Pagi pagi pagi” teriakan penuh semangat membara, “Semboyan kita”
pimpin anak muda penuh luapan emosi. “fastabiqul khoirot”teriakan anggotanya tak
mau kalah dengan pemimpin yang penuh emosi. Motivasi yang setiap pagi
diteriakan oleh siswa siswi kami guna menularkan semangat satu sama lain, membangun
motivasi pada diri itu sangat perlu bukan? ya, karena hidup ini penuh perjuangan. Menyemangati
diri itu perlu bukan? ya, karena banyak
kenyataan yang tak sesuai dengan angan. Baiklah mari membangun motivasi untuk
diri.
Motivasi bisa melalui sebuah nasehat tak harus kalimat dengan
teriakan yang menggebu. Dan mencari sebuah nasehat itu tak susah, seseorang
yang buruk perilakunya terkadang mampu menjadi penasehat untuk temannya, dan penerima nasehat harap mendengar dengan
hati yang ksoosng. Seperti dalam sebuah hadits “lihatlah apa yang dikatakan
bukan siapa yang berbicara”. Karena orang itu bisa berubah jadi jangan kau
melihat siapa orang tersebut, tapi dengarkanlah nesahatnya.
Menjadi sebuah tradisi bagi saya, ketika bertemu teman dekat yang
telah lama tak jumpa. Langsung kami
berbagi cerita, tertawa bersama, mengobral obrolan tanpa jeda hingga akhirnya kalimat
perpisahan yang aku berikan “nasehati aku”. Sebuah nasehat apapun, nasehat itu
akan membangun motivasi dalam diriku. Tak cukup berhenti disitu ternyata aku tak
mau rugi hanya berhenti pada nasehatnya, kutitipkan pesan pada mereka dengan “sebut
namaku dalam doamu, doakan aku menjadi orang yang kau harapkan”. Jika meminta
nasehat dengan canda tawa aku akan menambah laba “kalau berdoa lima menit
sisakan untukku 3 menit yaa”. Biasanya berakhir degan cubitan dipipi gempal ku.
Adalah makhluk sosial yang membutuhkan untuk berinteraksi, tak
hanya kawan lama yang kurepotkan dengan titipan doa, manusia yang baru aku
temui juga akan kena. Ketika kaki ini melangkah masuk ke dalam kereta lalu
terdiam di depan pintu kemudian perintah berikutnya ada pada mata, tertuju pada
tiga bangku kosong, ada di samping wanita tua, atau di samping gadis seusia
saya, dan pilihan terakhir duduk sendiri menikmati perjalanan saja, hatiku
berbisik “carilah teman berbicara”. Mata ini masih menunggu untuk memilih, dan pilihannya
jatuh kepada seorang wanita tua berjilbab coklat.
Kutaksir umur beliau sekitar setengah abad lebih sepuluh tahun
terlihat dari guratan di wajahnya, tapi tangan beliau masih lincah membalas
pesan pesan yang ada di smartphone miliknya. Sekarang ini siapa yang tak bisa
menggunakan smartphone dengan lancar, tua muda semua bisa menggunakan hanya
beberapa gelintir manusia yang tak bisa. Tapi bukan ini yang akan saya
ceritakan. Self motivation building ini tujuan saya duduk di samping beliau,
orang yang sudah merasakan asam garam kehidupan sudah banyak memiliki pelajaran
hidup biasanya begitu. Ku buka dengan kalimat “nenek mau kemana” mengalirlah
percakapan diantara kami. Saya tak salah pilih untuk duduk disamping beliau, hati
berdecak kagum karenanya, ternyata umur yang ku taksir salah beliau telah
berumur tujuh puluh enam yang berarti setengah abad lebih dua puluh enam tahun.
Beliau sudah berkelana mengelilingi dunia, tapi beliau tak mengatakan langsung
yang beliau ucapkan “nenek ini cuman main sama temen saja mbak” bagiku ini
nasehat kalau beliau suka silaturahmi, “ini tadi main ke solo kasih penyuluhan
kesehatan, sama ngisi kelas di kampus”, dengan usia yang sudah sangat tua itu
beliau masih bisa memberikan penyuluhan dan mengajar di solo, saat itu kereta
yang kami naiki menuju jogja, berarti ilmu beliau sangat luas hingga orang
orang masih belajar padanya. “cucu saya juga ngaji di deresan, saya seneng
sekali bisa dengar kalau dia ngaji diusia dini, saya coba ikut menghafal tapi
itu berat akhirnya cuman bisa baca aja terus terusan surat yang sama” wah ini
sifat tak pernah putus asa, tak bisa menghafal diusianya itu hal wajar tapi
beliau tidak lantas meninggalkan masih mencoba dengan membacanya. “Bareng saya
aja mbak naik motor, rumah saya diselokan mataram”. Tapi saya menolak karena
kakak sudah menunggu. Ini mengejutkan nenek ini masih kuat mengendarai motor
sendiri, aku memberondong berbagai macam pertanyaan dalam hati, hingga akhirnya
ekspresi mukaku dijawab oleh beliau “ biar anak anak ga nenek repotin, nenek
suka jalan jalan kasian kalau cuman antar jemput nenek setiap hari”. Mandiri, selagi
mampu mengerjakan kenapa harus menyuruh orang lain. Ini hanya potongan rempah
rengginan yang kami bicarakan, banyak kisah perjalan hidupnya yang menyenangkan
tak lupa juga aku titip doa untuk belaiu kali ini aku yang memohon dan beliau
langsung mengamini, sebuah perajalanan yang berkah bisa mendapat banyak
pengalaman dari seorang Prof. Dr. RA.
Oetari, SU.MM.Apt.
#30DWC#Days14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar