Label

Rabu, 19 Juli 2017

~ Self Motivation Building ~




“Pagi pagi pagi” teriakan penuh semangat membara, “Semboyan kita” pimpin anak muda penuh luapan emosi. “fastabiqul khoirot”teriakan anggotanya tak mau kalah dengan pemimpin yang penuh emosi. Motivasi yang setiap pagi diteriakan oleh siswa siswi kami guna menularkan semangat satu sama lain, membangun motivasi pada diri itu sangat perlu bukan? ya,  karena hidup ini penuh perjuangan. Menyemangati diri itu perlu bukan? ya,  karena banyak kenyataan yang tak sesuai dengan angan. Baiklah mari membangun motivasi untuk diri.

Motivasi bisa melalui sebuah nasehat tak harus kalimat dengan teriakan yang menggebu. Dan mencari sebuah nasehat itu tak susah, seseorang yang buruk perilakunya terkadang mampu menjadi penasehat untuk temannya,  dan penerima nasehat harap mendengar dengan hati yang ksoosng. Seperti dalam sebuah hadits “lihatlah apa yang dikatakan bukan siapa yang berbicara”. Karena orang itu bisa berubah jadi jangan kau melihat siapa orang tersebut, tapi dengarkanlah nesahatnya.


Menjadi sebuah tradisi bagi saya, ketika bertemu teman dekat yang telah lama tak jumpa. Langsung  kami berbagi cerita, tertawa bersama, mengobral obrolan tanpa jeda hingga akhirnya kalimat perpisahan yang aku berikan “nasehati aku”. Sebuah nasehat apapun, nasehat itu akan membangun motivasi dalam diriku. Tak cukup berhenti disitu ternyata aku tak mau rugi hanya berhenti pada nasehatnya, kutitipkan pesan pada mereka dengan “sebut namaku dalam doamu, doakan aku menjadi orang yang kau harapkan”. Jika meminta nasehat dengan canda tawa aku akan menambah laba “kalau berdoa lima menit sisakan untukku 3 menit yaa”. Biasanya berakhir degan cubitan dipipi gempal ku.


Adalah makhluk sosial yang membutuhkan untuk berinteraksi, tak hanya kawan lama yang kurepotkan dengan titipan doa, manusia yang baru aku temui juga akan kena. Ketika kaki ini melangkah masuk ke dalam kereta lalu terdiam di depan pintu kemudian perintah berikutnya ada pada mata, tertuju pada tiga bangku kosong, ada di samping wanita tua, atau di samping gadis seusia saya, dan pilihan terakhir duduk sendiri menikmati perjalanan saja, hatiku berbisik “carilah teman berbicara”. Mata ini masih menunggu untuk memilih, dan pilihannya jatuh kepada seorang wanita tua berjilbab coklat. 


Kutaksir umur beliau sekitar setengah abad lebih sepuluh tahun terlihat dari guratan di wajahnya, tapi tangan beliau masih lincah membalas pesan pesan yang ada di smartphone miliknya. Sekarang ini siapa yang tak bisa menggunakan smartphone dengan lancar, tua muda semua bisa menggunakan hanya beberapa gelintir manusia yang tak bisa. Tapi bukan ini yang akan saya ceritakan. Self motivation building ini tujuan saya duduk di samping beliau, orang yang sudah merasakan asam garam kehidupan sudah banyak memiliki pelajaran hidup biasanya begitu. Ku buka dengan kalimat “nenek mau kemana” mengalirlah percakapan diantara kami. Saya tak salah pilih untuk duduk disamping beliau, hati berdecak kagum karenanya, ternyata umur yang ku taksir salah beliau telah berumur tujuh puluh enam yang berarti setengah abad lebih dua puluh enam tahun. Beliau sudah berkelana mengelilingi dunia, tapi beliau tak mengatakan langsung yang beliau ucapkan “nenek ini cuman main sama temen saja mbak” bagiku ini nasehat kalau beliau suka silaturahmi, “ini tadi main ke solo kasih penyuluhan kesehatan, sama ngisi kelas di kampus”, dengan usia yang sudah sangat tua itu beliau masih bisa memberikan penyuluhan dan mengajar di solo, saat itu kereta yang kami naiki menuju jogja, berarti ilmu beliau sangat luas hingga orang orang masih belajar padanya. “cucu saya juga ngaji di deresan, saya seneng sekali bisa dengar kalau dia ngaji diusia dini, saya coba ikut menghafal tapi itu berat akhirnya cuman bisa baca aja terus terusan surat yang sama” wah ini sifat tak pernah putus asa, tak bisa menghafal diusianya itu hal wajar tapi beliau tidak lantas meninggalkan masih mencoba dengan membacanya. “Bareng saya aja mbak naik motor, rumah saya diselokan mataram”. Tapi saya menolak karena kakak sudah menunggu. Ini mengejutkan nenek ini masih kuat mengendarai motor sendiri, aku memberondong berbagai macam pertanyaan dalam hati, hingga akhirnya ekspresi mukaku dijawab oleh beliau “ biar anak anak ga nenek repotin, nenek suka jalan jalan kasian kalau cuman antar jemput nenek setiap hari”. Mandiri, selagi mampu mengerjakan kenapa harus menyuruh orang lain. Ini hanya potongan rempah rengginan yang kami bicarakan, banyak kisah perjalan hidupnya yang menyenangkan tak lupa juga aku titip doa untuk belaiu kali ini aku yang memohon dan beliau langsung mengamini, sebuah perajalanan yang berkah bisa mendapat banyak pengalaman  dari seorang Prof. Dr. RA. Oetari, SU.MM.Apt.


#30DWC#Days14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar