Rutinitas pagi yang hampir sama membuat berfikir untuk melakukan sesuatu baru agar terasa lebih hidup dan bertambah berkah, mencari berkah dari menulis, yang orang bilang dengan menulis kau akan abadi. Setelah ikut 30 DWC sekarang mulai membiasakan diri setiap dapat inspirasi grab and write.
Seperti biasa dengan motor matic kesayangan, saya berangkat ke sekolah. Jalanan nampak ramai karena pergantian shift buruh pabrik, dengan perlahan dan sesekali berhenti saya mengamati para pengendara sepeda motor. Mata saya menangkap salah satu motor pengendara yang dikendarai oleh dua orang siswi SMP luar negri (dibaca : swasta).
Sebagai pendidik hati teriris menyaksikan fenomena ini, dua orang siswi yang berboncengan menggunakan jilbab yang terjulur di kepalanya kalau orang jawa sebut 'brukutan' karena tertutup dengan rapi, namun sangat disayangkan siswi yang membonceng dibelakang duduk menghadap kedepan dengan menyingkap roknya sampai sepertiga badan, hingga bawahnya sudah blak-blakan, paha terpampang menunggu untuk digoda lelaki hidung belang.
Saya siapa? Kenal saja tidak, tapi hati ini teriris ketika menyaksikan fenomena yang sudah banyak dilakukan siswi-siswi saat ini. Ingin rasanya saya menarik rok mereka turun atau memukul paha mereka. Untuk para pendidik entah itu guru apalagi orang tua ataupun calon orang tua, mari beri pendidikan yang terbaik untuk anak anak kita, anak adalah calon investasi terbesar di akhirat untuk para orang tua.
*Catatan kecil pengajar muda
#30DWC7#Day21
Sukoharjo, 26 Juli 2017
21:20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar