Label

Sabtu, 29 Juli 2017

Pantai rasa tahu bulat

Tema : Air
“nenek moyangku seorang pelaut”, begitulah bait lagu yang pas untuk keluarga kami, entah kakek dari bapak atau mama semua adalah orang laut, daerah yang cukup terkenal dengan orkes dangdut asal pantura, please, saya bukan penikmat dangdut.

****

Alkisah, negara Indonesia merupakan negara makmur gemah ripah loh jinawi, inilah paparan negeri indonesia salah satunya berada di desa Bedono, Kota Demak. Sepasang kaki kecil berlarian diatas rumput hijau segar, merasa bebas melepaskan lelahnya kehidupan kota. “mbak, ayoo pulang sudah mau maghrib, belum mandi kan?” “iyaa, makdhe sebentar”. Sengaja aku tidak langsung menghampiri makdhe karena aku ingin menjadi penikmat senja sore ini, semburat lukisan alam yang bisa aku nikmati hanya pada moment lebaran seperti ini, semakin bertambah usiaku, aku menyadari ternyata aku adalah penikmat senja. Sejauh mata memandang hanya terlihat hamparan rumput yang luas, sesekali terlihat bayangan seseorang  melewati jalan setapak, “tinggal menunggu hitungan detik, maka akan tercipta lukisan tuhan yang menakjubkan”. Gumamku dalam hati.

****

Aku sang penikmat senja tak bisa lagi membaringkan tubuh diatas rumput hijau lembut itu lagi, delapan tahun lamanya tak pernah melakukan hal itu di desa tercinta ini. Saat ini sejauh mata memandang hamparan rumput hijau telah berganti dengan hamparan air payu, kapal kapal kayu yang dulu hanya ada di tambak kini terpakir di depan setiap rumah, jika kalian pernah mengunjungi kota semarang maka kalian akan tahu istilah banyu rob, pasang surut air laut untuk pantai jawa utara sudah harus diperhatikan, beberapa tetangga desa daerah kami melakukan bedol desa karena tak mampu lagi menjalani hidup yang mendadak pantai.

****

Sekarang akupun terbiasa dengan pantai rasa tahu bulat atau pantai dadakan hehe, ketika lebaran tiba kami menguji andrenalin dengan mengendarai mobil, jalan yang kita lalui hanya bisa dilalui oleh satu mobil dan disamping kanan kiri jalan adalah hamparan air, masih merasa tenang jika jalan itu lurus beraspal tapi ternyata tidak jalan ini terjal tak beraturan, akan semakin berdebar lagi ketika dari arah berlawanan sebuah mobil berjalan, maka salah satu dari kami mundur dan mencari tempat untuk bergeser.

****

“wahh ada ombak kecil, mendadak pantai ni” aku masih merasa girang ketika air datang. Sambil bermain air, terkadang ikan berenang melalui kakiku dan tak lama kemudian air tadi sudah menutup hingga betis orang dewasa dan tidak ada yang tahu kapan pantai dadakan itu normal surut kembali bisa jadi sehari selesai, setengah hari, atau jika keadaan rob besar maka bisa hingga dua hari, sudah menjadi hal yang biasa bagi warga desa Bedono merasakan sensasi tidur diatas air, karena merupakan tanah kelahiran, banyak penghuni desa ini yang menolak ajakan sanak familinya untuk pindah, mereka lebih nyaman dengan kehidupan seperti ini.

****

Yaa inilah kampung nenek moyang saya, mendadak pantai ini selalu saya gunakan sebagai hiburan atas penatnya kegiatan harian, karena sensasi tidur diatas air yang dulu pernah saya bayangkan layaknya sulaiman dan bilqis hidup di atas istana air ternyata bisa menjadi nyata, yang membedakan adalah saya belum ada rajanya hehe.

****

Air hanya mengalir mengikuti alirannya, tapi manusialah yang bisa menjadikan ia tak mengalir selayaknya.

#30DWC7#Day24
Sukoharjo, 29 Juli 2017
23:18 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar